live.7mbola.com - Messi mungkin pemain terhebat sepanjang masa, tapi sayangnya dia datang untuk melambangkan kesalahan di klub.

Selasa pekan lalu, pelatih Paris Saint-Germain Christophe Galtier mengonfirmasi rahasia terburuk di sepakbola: Lionel Messi menjalani laga terakhirnya untuk Les Parisiens saat menggadapi Clermont. Itu menjadi perpisahan yang tidak menyenangkan, karena PSG menelan kekalahan 3-2.

Galtier bersyukur mendapat kesempatan bekerja dengan 'pemain terbaik dalam sejarah sepakbola'. Sementara fans PSG tidak akan membantah klaim itu, mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang pemain Argentina tersebut. Sejauh yang mereka ketahui, Messi adalah personifikasi dari masalah PSG, manifestasi paling menyedihkan dari obsesi klub Qatar dengan pemain superstar yang datang ke Parc des Princes hanya untuk uang.

Dia mungkin telah mencetak 32 gol dalam dua musim, dan memberikan banyak bukti kejeniusannya yang abadi. Tetapi, mayoritas pendukung tidak merasa beruntung memiliki kesempatan untuk menonton The GOAT beraksi, mereka kebanyakan merasa dimanfaatkan.

'Messi tidak memberikan kami gelar bergengsi!'
Di mata fans, bukan kebetulan mereka hanya melihat sesuatu yang menyerupai versi terbaik Messi menjelang Piala Dunia 2022. Anggapan yang mencuat adalah PSG berfungsi sebagai batu loncatan, yang memungkinkan Messi tiba di Qatar dalam kondisi fisik yang optimal.

“Lucunya adalah saat kita melihat pertandingan dia di Qatar. Saya melihat pergerakannya, bagaimana dia menginvestasikan dirinya sendiri,” mantan pemain sayap PSG Jerome Rothen mengomel di RMC Sport setelah tersingkir di babak 16 besar Liga Champions di Munich. “Saya tidak keberatan, mengingat itu adalah jersi tim nasional, hal yang terpisah. Tapi hei, hormati sedikit klub di ibu kota [Prancis], yang memungkinkan Anda mempertahankan status dan gaji.”

“Hanya PSG yang bisa memberinya semua itu, dan tentu saja, PSG jatuh di kakinya, karena mereka mengira Messi akan membantu kami memenangkan [Liga Champions]. Tapi dia tidak memenangkan apa pun untuk kami!” Setidaknya tidak ada konsekuensi nyata.

Gelar Ligue 1 yang tak terelakkan
PSG memenangkan gelar Ligue 1 berturut-turut dengan Messi. Terus kenapa? Lihat saja reaksi terhadap kemenangan yang tak terelakkan itu. Fans sangat muak dengan kapitulasi Liga Champions musim lalu di Madrid, sehingga mereka melewatkan perayaan gelar klub berikutnya di Parc des Princes. Beberapa pemain merasa itu tidak sopan, tetapi tidak ada yang berani mengeluh tahun ini, mengingat mereka tersingkir di Eropa.

Mereka tahu betul klub dengan pengeluaran tinggi seperti itu harus memiliki standar yang lebih tinggi. Keberhasilan suatu musim ditentukan oleh hasil di Liga Champions, dan hal yang sama juga berlaku untuk transfer Messi. Ada juga banyak pertimbangan komersial tetapi, seolah-olah, itulah mengapa dia didatangkan: untuk membantu PSG memenangkan trofi pertama paling bergengsi di Eropa.

Itu juga alasan yang dia katakan saat bergabung. Messi merasa PSG menawari upaya terbaiknya untuk memenangkan Liga Champions kelima. Namun pada kenyataannya, itu lebih berkaitan dengan fakta mereka adalah satu-satunya klub elite yang bersedia memenuhi tuntutan gajinya.

Kemarahan suporter bisa dimaklumi
Mari hadapi itu. Messi bisa saja bergabung dengan klub yang dikelola lebih baik, dan lebih siap untuk menjandi penantang trofi teratas, tetapi dia mengikuti uang, dan suporter menyadarinya sejak awal. Mereka mencatat satu-satunya saat dia datang untuk mengakui dukungan mereka setelah pertandingan, dia ditekan untuk melakukannya oleh teman baiknya dan rekan setimnya Neymar.

Apakah beberapa kritik yang dia terima terlalu berlebihan? Tak perlu diragukan. Beberapa fans juga bertindak terlalu jauh dalam mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap Messi dan Neymar. Namun, Messi tidak pernah mendekati untuk berinvestasi di PSG sebanyak yang mereka lakukan padanya, yang berarti ini selalu terasa lebih seperti transaksi daripada transfer. Sama sekali tidak menguntungkan suporter.

Dampak Messi
PSG jelas mendapat dorongan signifikan pada level komersial. Seperti yang dikatakan direktur sponsor PSG, Marc Armstrong, kepada GOAL pada Desember 2021, “Kami benar-benar merasakan dampak di semua area bisnis kami: mulai dari sponsor, merchandising hingga perhotelan dan penjualan tiket.

“Klub juga memperoleh 20 juta subscribers baru di akun media sosial dalam seminggu setelah kedatangannya. Kami memiliki tingkat keterlibatan tertinggi dalam sejarah pengumuman pemain,” kata Armstrong dengan antusias.

Angka-angka yang mengesankan ini menjelaskan mengapa PSG awalnya sangat ingin mempertahankan Messi untuk satu musim lagi. Dia benar-benar bagian integral dari merek yang dibangun di atas pemain terkenal. “Messi lebih merupakan kesepakatan pemasaran daripada penandatanganan olahraga,” kata seorang fan baru-baru ini kepada jurnalis GOAL Marc Mechenoua. “Dia akhirnya mewakili semua yang kami benci tentang proyek QSI selama tiga atau empat tahun terakhir.”

Sanksi yang menggelitik
Mantan pemain timnas Argentina Javier Mascherano belum lama ini mengecam suporter karena 'tidak menyadari mereka beruntung memiliki Leo di tim mereka' dan 'alih-alih menikmati, mereka menghabiskan waktu dua tahun untuk mengkritik dia'. Di satu sisi, Messi adalah orang yang salah di tempat yang salah, dan pada waktu yang salah. Dia tiba di Parc des Princes tepat ketika suporter mulai sepenuhnya memahami kebodohan pendekatan yang dilakukan pemilik klub untuk membangun skuad.

Pada akhirnya, Messi harus menerima bagiann tanggung jawabnya atas apa yang Rothen anggap sebagai 'kegagalan total' dari sebuah transfer. Kekonyolan paling baik disimpulkan bagi pemenang Piala Dunia yang diskors karena keterlibatan komersial di Arab Saudi.

Perpisahan? Lebih tepatnya pengusiran!
Dalam hal ini, ini adalah permasalah paling modern, semua tentang uang dari awal hingga akhir, dan sementara masalah keuangan Barcelona mungkin memaksanya keluar dari Camp Nou, tidak ada yang membuat Messi pindah ke PSG.

Itu terbukti keputusan yang mengerikan, yang terburuk dalam karirnya. Ketika dia meninggalkan Barca, ada air mata dan penghormatan. Di Parc des Princes pada hari Sabtu, lebih banyak ejekan dibandingkan sorakan.

Setelah dua tahun mencoba, kepedihan terasa karena mayoritas fans ada di sana bukan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Lionel Messi, mereka ada di sana untuk menyambut pengusiran yang bagus.