live.7mbola.com - Kejutan di turnamen terjadi lagi saat Kamerun terlambat untuk mengamankan kemenangan terkenal atas favorit juara di Piala Dunia 2022.
Bahkan Brasil pun tidak aman dalam turnamen yang penuh kejutan ini.
Setelah Argentina, Jerman, Belgia, Prancis dan Spanyol mendapat kejutan, ini sebenarnya tidak terlalu merugikan Selecao, tapi kekalahan 1-0 dari Kamerun memberikan momen Piala Dunia yang tak terlupakan, dan menimbulkan pertanyaan apakah tim asuhan Tite benar-benar harus dianggap favorit.
Sundulan Vincent Aboubakar pada menit ke-92 mengamankan tiga poin bagi Kamerun, meski itu tidak cukup untuk mengamankan mereka ke babak 16 besar karena kemenangan Swiss atas Serbia. Tetap saja, ini adalah kemenangan yang terkenal untuk Indomitables Lions, bersamaan dengan kekalahan mereka yang terkenal di Argentina pada tahun 1990.
Brasil, sudah yakin lolos -- mereka akan menghadapi Korea Selatan di babak 16 besar -- dan membuat sembilan perubahan pada susunan pemain awal mereka. Namun, mereka kehilangan pemain lain, Alex Telles, karena cedera dan Tite masih menunggu deretan penyerang kebanggaannya untuk kembali fit.
Gabriel Martinelli, penyerang Arsenal, tampil terbaik di sini, namun menyia-nyiakan sejumlah peluang sebelum gol telat Aboubakar.
Gabriel Martinelli:
Jurgen Klopp pernah menyebut Martinelli 'bakat abad ini', dan sepertinya ini akan menjadi tahun di mana kita asemua mengerti apa yang dia maksud.
Bintang Arsenal itu adalah satu dari sembilan pemain yang masuk dalam starting XI Tite, dengan mereka telah berhasil lolos ke babak 16 besar. Dan sementara beberapa -- rekan satu timnya di The Gunners, Gabriel Jesus, misalnya -- tidak banyak menciptakan peluang untuk terlibat lebih jauh, Martinelli bermain seperti seorang pria yang bertekad untuk 'memberikan makanan' kepada manajernya.
Dia begitu cepat, sangat positif, dan kecepatan serta kontrolnya membuatnya menjadi mimpi buruk bagi Collins Fai, bek kanan Kamerun, yang tidak bisa berbuat banyak tentang penyerangannya di sisi kiri.
Tiga kali, ia memaksa Devis Epassy melakukan penyelamatan, dan berkali-kali dia membawa bola ke area yang berbahaya, tidak pernah putus asa ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginannya.
Dengan Vinicius Junior kokoh sebagai pilihan utama Tite di sisi kiri, dia akan melakukannya dengan baik jika kembali diturunkan sebagai starter, tapi jangan heran jika dia membuat dampak besar dari bangku cadangan di beberapa tahap. Ini adalah pemain yang, seperti prediksi Klopp, akan langsung menuju puncak.
Dani Alves:
Masa depan mungkin cerah, tapi selalu ada ruang untuk sedikit nostalfia di Piala Dunia, dan ia datang ke Qatar dalam wujud bek kanan terhebat di era modern.
Pada usia 39 tahun 210 hari, Alves menjadi pemain tertua yang tampil di pertandingan Piala Dunia untuk Brasil. Ini adalah penampilan ke-125-nya, debutnya terjadi pada 2006, dan pengingat bagi semua orang bahwa benar-benar tidak ada pengganti untuk pengalaman, profesionalisme dan komitmen dalam sepakbola di level tertinggi.
Tentu saja, dia tidak membintangi Eropa, baik di Sevilla atau Barcelona -- dia bermain di Meksiko akhir-akhir ini, dan belum bermain terlalu banyak karena cedera -- tetapi pujian penuh diberikan kepadanya karena masih bermain di level ini.
Sungguh karier yang ia miliki, dan itu mungkin juga memiliki akhir karier 'emas'.
Vincent Aboubakar:
Yah, setidaknya bisa dibilang dia meninggalkan Piala Dunia dengan cara yang berkesan.
Sebuah sundulan yang dihasilkan kapten Kamerun untuk memenangkan pertandingan ini pada menit kedua waktu tambahan. Aboubakar, yang telah memberikan salah satu momen turnamen dengan penyelesaiannya melawan Serbia, mengatur waktu larinya dengan sempurna untuk menyambut umpan silang Jerome Ngom Mbekeli, membuat Ederson Moraes terpaku di tempat saat sundulannya menuju ke sudut bawah gawang.
Itu adalah gol yang layak untuk memenangkan pertandingan apa pun, dan yang memastikan kemenangan Kamerun yang terkenal, jika pada akhirnya tidak membuahkan hasil. Aboubakar melepas bajunya untuk selebrasi, mendapatkan kartu kuning kedua dalam prosesnya. Agak gila, tapi ternyata tidak terlalu merugikan, karena kemenangan Swiss atas Serbia memastikan merekalah, bukan Lions Indomitbale, yang maju ke fase gugur.
Pecundang
Alex Telles:
Air mata seorang pria yang mengetahui Piala Dunianya telah berakhir? Pasti terlihat seperti itu.
Setelah Neymar dan Danilo, Brasil harus mengahdapi cedera lain setelah Telles, bek kiri cadangan mereka, dipaksa keluar lapangan pada awal babak kedua.
Pemain berusia 29 tahun itu mengalami masalah dalam tabrakan di udara saat mempertahankan bola, dan awalnya mencoba untuk bermain, jelas dalam kesulitan karena ia dipaksa untuk mengakui kekalahannya dari rasa sakitnya.
Ini pertama kalinya ia menjadi starter di turnamen, setelah memulai laga menjadi pengganti Alex Sandro. Akan mengejutkan jika kita melihatnya lagi. Wajahnya mengatakan itu semua di sini.
Gabriel Jesus:
Wajah Gabjes mengatakan itu semua saat dia berjalan keluar. Kesempatan yang terlewatkan, pasti.
Ada banyak perdebatan tentang siapa yang seharusnya menjadi No.9 Brasil, tapi Richarlison bisa tidur nyenyak malam ini setelah bintang Arsenal itu gagal memanfaatkan peluang besarnya.
Jesus, yang masih belum mencetak gol dalam tujuh penampilannya di Piala DUnia, tidak terlalu buruk, dia hanya tidak terlalu mempengaruhi jalannya pertandingan. Dia selalu bekerja dan pergerakannya selalu tajam, tapi ancaman Brasil datang melalui winger mereka, membuat penyerang tengah mereka tampil frustrasi sepanjang babak pertama tanpa gol.
Dia ditarik keluar di babak kedua, dan terlihat sedih saat ia digantikan oleh Pedro, pemain berusia 25 tahun yang bermain untuk Flamengo. Setelah menunggu kesempatan, Jesus akan berharap dia berbuat lebih banyak lagi.
Kamerun:
Anda harus merasakan Rigobert Song dan para pemainnya. Setelah memberikan begitu banyak, dan meraih kemenangan yang terkenal, mereka meninggalkan Lusail Stadium dengan sedih, impian Piala Dunia mereka pupus selama empat tahun lagi.
Mereka meninggalkan jejak mereka di turnamen ini tentu saja. Perlawanan Kamerun melawan Serbia sangat mendebarkan, dan mereka bersaing dengan luar biasa di sini melawan tim peringkat satu dunia.
Tapi, awal yang lambat pada akhirnya merugikan mereka. Di laga melawan Swiss, Kamerun pasif dan itulah yang menyebabkan mereka tersingkir. Tidak heran Kamerun terlihat begitu hancur pada peluit akhir di sini.
Rating Pemain Brasil: Pertahanan
Ederson (6/10):
Siaga di babak pertama untuk menepis sundulan Mbeumo, dan menghentikan serangan jarak jauh Ntcham setelah turun minum. Tak berdaya ketika menghentikan upaya Aboubakar. Distribusi kelas atas, seperti biasa.
Dani Alves (6/10):
Minim amarah dari pemain berusia 39 tahun, yang memiliki lebih banyak sentuhan dan memperebutkan lebih banyak duel daripada siapa pun di lapangan.
Eder Militao (7/10):
Terlihat berkelas di bek kanan atau bek tengah. Cepat dan kuat, dan hampir membuat terobosan dari set-piece.
Gleison Bremer (6/10):
Sangat baik dalam penguasaan bola dan sangat baik secara posisi hingga terlena oleh umpan silang yang luar biasa di waktu tambahan.
Alex Telles (6/10):
Terperangkap di bawah bola untuk peluang Mbeumo. Tapi tampil meyakinkan sebelum mengalami cedera di awal babak kedua yang memaksanya keluar sambil menangis.
Gelandang
Fabinho (6/10):
Mobilisasinya sangat baik di lini tengah dan menjaga aliran bola dengan umpan-umpan pendek. Cerdas. Melakukan banyak pekerjaan.
Fred (6/10):
Memberikan beberapa umpan diagonal yang bagus, termasuk yang memberi peluang bagi Martinelli. Brasil kehilangan sedikit energi ketika ia diganti.
Penyerang
Gabriel Martinelli (7/10):
Lincah dan memiliki visi di sisi kiri, memaksa dua penyelamatan dari Epassy di babak pertama. Menguji kiper lagi setelah jeda dan kecepatan serta akselerasinya menjadikannya penyerang terbaik dan paling berbahaya Brasil sejauh ini.
Rodrygo (6/10):
Kontrol permainannya baik dan mampu menjadi motor serangan. Sangat menyenangkan untuk ditonton, dan memaksa Kamerun melakukan pelanggaran. Diganti di awal babak kedua.
Antony (6/10):
Memulai laga dengan baik, banyak aksi dan trik. Memegang lebar lapangan dengan cerdas tapi tidak menciptakan peluang penting.
Gabriel Jesus (5/10):
Dampak minimal sebelum digantikan oleh Pedro. Memiliki beberapa peluang setengah, tapi akan merasa bahwa ini adalah kesempatan yang terlewatkan.
Pengganti & Pelatih
Marquinhos (6/10):
Aktif di bek kiri, dan tidak terlihat bingung.
Bruno Guimaraes (6/10):
Membawa bola dengan baik dan menggagalkan gol Wooh dengan tekel yang bagus.
Everton Ribeiro (5/10):
Tetap tenang selama di lapangan.
Pedro (5/10):
Tidak memberi dampak lebih dari dari Jesus.
Raphinha (6/10):
Dribel tajamnya menciptakan peluang bagi Guimaraes.
Tite (6/10):
Membuat sembilan perubahan di starting XI-nya, tapi hanya beberapa pengganti yang bisa meyakinkannya.
live.7mbola.com - Timnas Indonesia akan beruji coba melawan Tanzania. Pertandingan persahabatan itu bakal digelar di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Pusat, pada 2 Juni 2024. Duel kontra Tanzania jadi pemanasan buat Timnas Indonesia sebelum tampil dalam dua laga terakhir Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia versus Irak dan Filipina. Laga melawan Irak akan digelar pada 6 Juni ...
live.7mbola.com - Memang mengenaskan, tapi trofi Premier League belum pernah mampir ke markas Arsenal di Emirates Stadium. The Gunners belum pernah juara sejak pindah ke stadion baru. Arsenal terakhir juara Premier League pada tahun 2004 silam, era invincibles. Saat itu mereka masih bermain di Highbury, stadion lama, belum pindah ke Emirates Stadium. Sekarang, Arsenal berada dalam persaingan sengi...
live.7mbola.com - Raphael Varane telah dikaitkan dengan kepindahan ke klub Liga MX Tigres setelah mengumumkan dia akan meninggalkan Manchester United. Raphael Varane telah mengumumkan kepergiannya dari Manchester United di akhir musim ini. Dan secara mengejutkan, ia dikaitkkan dengan kemungkinan kepindahan ke Meksiko setelah acara TV Azteca “En Caliente” mengklaim Tigres akan mengejutkan semua ora...
live.7mbola.com - Aurelien Tchouameni mengalami cedera kaki dan diperkirakan bakal absen tiga sampai empat pekan. Real Madrid mendapat kabar buruk setelah Aurelien Tchouameni mengalami cedera. Pemain internasional Prancis itu mengalami cedera kaki dalam kemenangan Los Blancos atas Bayern Munich pada leg kedua semi-final Liga Champions. Berdasarkan laporan dari Football Espana, Tchouameni mengalami...
live.7mbola.com - Mikel Arteta jujur mengakui bahwa skuad Arsenal sempat berharap Tottenham bisa menjegal Manchester City di laga kemarin. Hal itu tidak terjadi, Man City tetap menang, dan juara akan ditentukan di laga terakhir. Minggu, 19 Mei 2024, Premier League 2023/2024 akan memasuki laga terakhir. Semua pertandingan akan dimainkan serempak jam 22.00 WIB, Arsenal kontra Everton, Man City melaw...
live.7mbola.com - Real Madrid terancam tanpa Aurelien Tchouameni di final Liga Champions. Gelandang asal Prancis ini juga berpeluang melewatkan laga awal Euro 2024 akibat cedera.Tchouameni mengalami cedera saat Real Madrid mengalahkan Bayern Munich di leg kedua semifinal Liga Champions. Pada laga tersebut, Tchouameni harus ditarik pada menit ke-61 untuk digantikan dengan Eduardo Camavinga. Ia meng...
live.7mbola.com - Adrien Rabiot bersimpati atas dipecatnya Massimiliano Allegri sebagai pelatih Juventus. Ia menilai Allegri harusnya mendapatkan perpisahan yang lebih baik.Massimilano Allegri dipecat dari posisinya sebagai pelatih Juventus. Keputusan ini diambil usia Allegri membuat sejumlah kontroversi selepas membawa Si Nyonya Tua juara Coppa Italia musim ini. Pada laga final, ia dikartu merah ...
live.7mbola.com - Madrid mengubah pendirian mereka 180 derajat dan siap memberi Modric dan Kroos ekstensi kontrak. Real Madrid memikirkan ulang masa depan Luka Modric. Klub sempat bersikap bahwa sudah saatnya berpisah dengan gelandang veteran Kroasia tersebut. Akan tetapi, kini mereka memutar balik pendirian dengan siap memberi Modric ekstensi kontrak. Demikian juga partner Modric di lini tengah, ...
live.7mbola.com - Pioli fokus total memberi hasil semaksimal mungkin bagi Milan menuju akhir musim. Pelatih AC Milan Stefano Pioli menegaskan, dia percaya diri mempertahankan jabatannya di tengah gelombang isu pemecatan di pengujung musim. Ada wacana, Milan akan mendepaknya di musim panas nanti. Beberapa nama telah dihubungkan dengan kursi panas Rossoneri, di antaranya adalah pelatih Porto Sergio ...
live.7mbola.com - Guardiola melihat West Ham punya peluang untuk melukai Man City. Jika itu terjadi, Arsenal akan juara. Manajer Manchester City Pep Guardiola meyakini, laga kontra West Ham United di pekan pamungkas Liga Primer Inggris akan berjalan sengit dan tak mudah. Kedua tim akan bentrok dalam keadaan The Citizens unggul dua poin di puncak klasemen dari Arsenal. Jika skuad Guardiola tumbang ...
- 1 BOOOM! Manchester United Lepas Bruno Fernandes Ke Klub Cristiano Ronaldo Al Nassr?
- 2 9 Kemenangan Beruntun yang akan Bawa Man City ke Tangga Juara
- 3 Kacau! Netizen Indonesia Doakan Como Segera Turun ke Serie B Gara-gara Rumor Transfer Thom Haye
- 4 Kekuatan MU yang Sesungguhnya Muncul Saat Hojlund Didukung 3 Pemain Ini
- 5 Ramai Dihujat Netizen, Elkan Baggott Punya Prinsip Kuat untuk Tidak Terpancing Emosi
- 6 Hitung-Hitungan Peluang Arenal Salip Manchester City & Jadi Juara Liga Primer Musim Ini
- 7 Ini Kesempatan Terbaik Bagi Vinicius Jr Untuk Bikin Kylian Mbappe Tambah 'Patah Hati'
- 8 Prediksi Osasuna vs RCD Mallorca
- 9 Prediksi Girona vs Villarreal
- 10 Manchester City Pilih Mana, Menang Lawan Tottenham atau Lihat Arsenal Juara?